Blog-blogan

Senin, 27 Juli 2015

Jangan Biarkan ODHA berjalan sendirian


Sumber gambar: nurularifin.com


Ketika muncul pertanyaan, begitu takutkah masyarakat bergaul dengan ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) sehingga mereka enggan untuk bergaul dan bersosialisasi dengan ODHA?

Ketakutan ini tentu saja tidak bisa disalahkan namun juga bukan berarti dibenarkan, karena kondisi ini bisa jadi adalah bermuara pada minimnya informasi yang benar tentang penyakit HIV/AIDS sehingga stigma negatif kepada ODHA terus ada.

Kondisi ini tentu bukan saja melemahkan mental ODHA, namun juga mengakibatkan epidemi penyakit HIV/AIDS terus berkembang karena banyak penderita tak berani untuk berterus terang atau melakukan serangkaian tes akibat ketakutan terhadap stigma atau cap buruk yang akan diterimanya. Mereka jadi tidak berupaya mencari pengobatan dan dukungan, juga tidak berpartisipasi untuk mengurangi  penyebaran. Sikap ini tentu saja akan menghambat upaya-upaya untuk mengintervensi HIV/AIDS.

Stigma yang menguat pada masyarakat pada akhirnya akan berujung pada perlakuan diskrimantif berupa penolakan pergaulan, akses kerja bahkan parahnya lagi mereka mendapatkan perlakuan diskriminatif pada pelayanan kesehatan yang seharusnya membantu dan menguatkan mereka.

Salah satu bentuk kampanye menolak sikap diskriminatif terhadap ODHA (gambar: health.detik.com)
 
Satu upaya dalam menanggulangi adanya diskriminasi terhadap ODHA adalah meningkatkan pemahaman tentang HIV & AIDS di masyarakat, khususnya di kalangan petugas kesehatan, dan terutama pelatihan tentang perawatan. Pemahaman tentang HIV & AIDS pada gilirannya akan disusul dengan perubahan sikap dan cara pandang masyarakat terhadap HIV & AIDS dan ODHA, sehingga akhirnya dapat mengurangi tindakan diskriminasi terhadap ODHA.

Mereka yang peduli terhadap HIV dan AIDS atau juga ODHA termasuk di dalamnya jurnalis, penulis dan juga blogger harus terus melakukan upaya-upaya edukasi yang benar lewat kegiatan-kegiatan:
  • Sosialisasi tentang patofisiologi HIV-AIDS yang benar kepada masyarakat. 
  • Simulasi hubungan sosial atau terapi kerja dengan ODHA sehingga dapat menghapuskan fobia pada masyarakat pada ODHA dalam interaksi social. 
  • Berhenti melakukan eksploitasi ODHA yang dapat menimbulkan " negativ feedback" oleh masyarakat terhadap ODHA. Karena eksploitasi yang salah bisa jadi akan menjadi bumerang bagi ODHA itu sendiri.
  • Adanya upaya-upaya advokasi terhadap instansi/lembaga pemerintah dan swasta dalam hal penegakan hukum terhadap hak-hak dasar (HAM) ODHA 5.
  • Memberikan bantuan hukum terhadap semua bentuk diskriminasi terhadap ODHA yang menyebabkan HAM ODHA terzalimi.

Gambar: guetau.com

Pertemuan Nasional (PERNAS AIDS) V di Makassar nanti, yang akan diselenggarakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) adalah ajang yang tepat untuk memberikan informasi yang benar kepada seluruh jurnalis, wartawan online serta  blogger; yang selanjutnya hasilnya disebarkan secara luas kepada masyarakat dengan baik dan benar.

Ketika informasi serta edukasi yang benar tentang HIV/AIDS serta pergaulan yang benar bersama ODHA maka diharapkan tidak akan ada lagi masyarakat yang salah kaprah terhadap ODHA dan pada akhirnya ODHA itu sendiri merasa bahwa sesungguhnya ia tidaklah sendirian....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar