Sumber gambar: nurularifin.com |
Ketika muncul
pertanyaan, begitu takutkah masyarakat bergaul dengan ODHA (Orang Dengan HIV
dan AIDS) sehingga mereka enggan untuk bergaul dan bersosialisasi dengan
ODHA?
Ketakutan ini tentu saja tidak bisa disalahkan namun juga bukan berarti
dibenarkan, karena kondisi ini bisa jadi adalah bermuara pada minimnya informasi
yang benar tentang penyakit HIV/AIDS sehingga stigma negatif kepada ODHA terus
ada.
Kondisi ini tentu bukan saja melemahkan mental ODHA, namun juga
mengakibatkan epidemi penyakit HIV/AIDS terus berkembang karena banyak
penderita tak berani untuk berterus terang atau melakukan serangkaian tes
akibat ketakutan terhadap stigma atau cap buruk yang akan diterimanya. Mereka
jadi tidak berupaya mencari
pengobatan dan dukungan, juga tidak berpartisipasi untuk mengurangi
penyebaran. Sikap ini tentu
saja akan menghambat upaya-upaya untuk mengintervensi HIV/AIDS.
Stigma yang menguat pada masyarakat pada akhirnya akan berujung pada
perlakuan diskrimantif berupa penolakan pergaulan, akses kerja bahkan parahnya
lagi mereka mendapatkan perlakuan diskriminatif pada pelayanan kesehatan yang
seharusnya membantu dan menguatkan mereka.
Salah satu bentuk kampanye menolak sikap diskriminatif terhadap ODHA (gambar: health.detik.com) |
Satu upaya dalam menanggulangi adanya diskriminasi terhadap ODHA adalah
meningkatkan pemahaman tentang HIV & AIDS di masyarakat, khususnya di
kalangan petugas kesehatan, dan terutama pelatihan tentang perawatan. Pemahaman
tentang HIV & AIDS pada gilirannya akan disusul dengan perubahan sikap dan
cara pandang masyarakat terhadap HIV & AIDS dan ODHA, sehingga akhirnya
dapat mengurangi tindakan diskriminasi terhadap ODHA.
Mereka yang peduli terhadap HIV dan AIDS atau juga ODHA termasuk di
dalamnya jurnalis, penulis dan juga blogger harus terus melakukan upaya-upaya
edukasi yang benar lewat kegiatan-kegiatan:
- Sosialisasi tentang patofisiologi HIV-AIDS yang benar kepada masyarakat.
- Simulasi hubungan sosial atau terapi kerja dengan ODHA sehingga dapat menghapuskan fobia pada masyarakat pada ODHA dalam interaksi social.
- Berhenti melakukan eksploitasi ODHA yang dapat menimbulkan " negativ feedback" oleh masyarakat terhadap ODHA. Karena eksploitasi yang salah bisa jadi akan menjadi bumerang bagi ODHA itu sendiri.
- Adanya upaya-upaya advokasi terhadap instansi/lembaga pemerintah dan swasta dalam hal penegakan hukum terhadap hak-hak dasar (HAM) ODHA 5.
- Memberikan bantuan hukum terhadap semua bentuk diskriminasi terhadap ODHA yang menyebabkan HAM ODHA terzalimi.
Gambar: guetau.com |
Pertemuan Nasional (PERNAS AIDS) V di Makassar nanti, yang akan diselenggarakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) adalah ajang yang tepat untuk memberikan informasi yang benar kepada seluruh jurnalis, wartawan online serta blogger; yang selanjutnya hasilnya disebarkan secara luas kepada masyarakat dengan baik dan benar.
Ketika informasi serta edukasi yang benar tentang HIV/AIDS serta pergaulan
yang benar bersama ODHA maka diharapkan tidak akan ada lagi masyarakat yang
salah kaprah terhadap ODHA dan pada akhirnya ODHA itu sendiri merasa bahwa
sesungguhnya ia tidaklah sendirian....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar