Blog-blogan

Selasa, 23 Juli 2013

Prakarya-kewirausahaan dan my wife



Pada tanggal 09 Juni 2013 kemarin saya mengajak istri untuk sama-sama melamar sebagai tenaga pendidik di MA Turus. (tiap tahun pelajaran baru para guru Turus diwajibkan membuat lamaran sebagai bukti keseriusan mengajar, dan administratif juga tentunya).Kebetulan tahun ini ada mata pelajaran baru yang cocok dengan kompentensi yang dimiliki istri yaitu "Prakarya dan kewirausahaan".

Karena hampir 5 tahun dia tidak pernah mengajar lagi, terlihat ada keraguan untuk mengiyakan ajakan saya sebagai suaminya. Namun melihat mata pelajarannya yang saya sodorkan dia akhirnya antusias dan muncul semangatnya.
Yes, saya jadi semangat juga mengajar tahun ini, karena ada sparing patner dalam dunia keterampilan yaitu istri saya sendiri. Saya di mata pelajaran Seni Budaya (dimana di dalamnya ada materi seni rupa)  dan ia di Prakarya & Kewirausahaan.  Sesungguhnya kami selama ini terbiasa berpasangan di dunia wedding, dia merias dan saya mendekor.

Sesuai Kompentensi Dasar SMA/MA yang diterbitkan KEMENDIKBUD tahun ini, mata pelajaran Prakarya & Kewirausahan, Seni Budaya dan Penjas masuk pada kelompok wajib B. Yaitu kelompok yang masuk pada mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Saya membahasakannya teori untuk praktik bukan teori untuk teori.

Dalam Kurikulum 2013, dinyatakan bahwa Kompetensi Inti (KI) merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki siswa yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor)yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.

Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan bagi saya dapat dikategorikan dalam dua bagian besar, sebagai hard skill-nya adalah prakarya dan soft skill-nya adalah kewirausahaan. Saya mengartikan prakarya adalah keterampilan, hasta karya, kerajinan tangan atau keterampilan tangan. Kemampuan siswa untuk mencipta, berinovasi dan menghasilkan sesuatu yang kemudian hasilnya diaplikasikan melalui praktik wirausaha yang akhirnya diharapkan muncul entrepreneur yang inovatif dan kreatif.

Ketiadaan dan belum hadirnya buku materi yang diterbitkan oleh Kemendikbud kadang menjadi pemikiran para guru untuk memulai memberikan materi pelajaran, ini juga yang menjadikan diskusi panjang antara saya dan istri. Untungnya istri saya berprinsip tidak mau bergantung pada buku panduan materi (yang belum keluar) yang biasanya menjadikan guru bingung. Inilah bila kita masih selalu berada pada prinsip pengajaran yang lebih menekankan teori lalu diujikan. Lebih menekankan pada hasil Kognitif bukan pada kemampuan afektif dan psikomotor siswa.
Waduh, bangga juga saya pada istri. Walau belum ada buku panduan materi, dia mau berinovasi dan mau meanfatkan apa saja sebagai sumber materi belajar. "Potensi lingkungan (muatan lokal) bisa dijadikan sebagai sumber inovasi  dan kreasi kita pak"sambungnya. Cek...cek....

.......hayolah istriku, yuk kita saling bau membau. Ops, saling bahu membahu maksudnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar