Blog-blogan

Senin, 22 Juli 2013

6. Galau


Catatan Pinggir: facebook.com/tubagusencep

19 Juli 2013 pukul 15:21
Kata galau menurut KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) adalah sebuah kata sifat yang bisa diartikan, ber – ga – lau : sibuk beramai – ramai; ramai sekali; kacau tidak karuan( piikiran ), ke – ga – lau – an : sifat(keadaan hal) galau. Sementara di kalangan anak muda jelas pengertiannya berbeda-beda tergantung sejauh mana tingkat ke-humorannya.  Lho..kok humor, itulah anak muda; walaupun galau tetap saja mengartikannya dalam pengertian humor. Galau= gak layau, sedikit bagus God Always Listening and Understanding atau Gak jelas Antara Lanjut Atau Udahan dan seabreg-abreg pengertian lainnya.

Seorang sahabat di dunia nyata sekaligus teman di Fesbuk minta dituliskan dalam catatan pinggir saya mengenai kegalauannya. (Berarti sebenarnya banyak juga yang baca tulisanku, cuma tak kentara jejaknya karena tak adanya komen atau sedikit tanda like. Kasih tanda dong bro...!). Ada-ada saja teman yang satu ini, kok minta dieksposkegalaunnya. Waduh, jangan-jangan dia kena penyakit syndrom narsism yang melanda pengguna situs jejaring akhir-akhir ini. Cerita dulu dong teman, agar saya bisa merasuk dan mendalami karakter kegalauanmu. Cie..cie...

Sesungguhnya saya juga sedang galau kali ini, galau melihat kondisi sampah yang ada di sekeliling lingkungan. Galau karena belum berhasil mengajak semua elemen untuk peduli pada kebersihan, peduli kesehatan lingkungan.
Saat ini kita semua masih dihinggapi kemampuan bersih di lingkungan sendiri namun dengan membuat kotor tempat orang lain. Sepertinya itu bukan mindset yang benar tentang kebersihan. Karena yang benar tentang menjaga kebersihan adalah menjaga kebersihan di manapun berada. Fi kulli mahallin wa fi kulli makaanin.

Membuang sampah yang benar saja saja pada tempatnya kita semua belum sanggup, lihatlah tempat sampah yang berada dekat rumah saya; menjijikan melihatnya. Bukan sekali dua kali sampah itu dibersihkan tapi kemudian terulang kembali posisinya. Sampah selalu di luar tempat sampah. Dan sampah yang belum juga diangkut oleh petugas sampah.

Bicara menjaga kebersihan adalah bicara mental dan sikap seseorang, bukan di mana sekolahnya atau sejauh mana rutinnya seseorang menjalankan qiyamus sunnah. Karena sesungguhnya praktek dan sikap seseorang adalah sejauh mana pendalaman sesorang mengambil sari-pati ilmu dan ketaqwaannya. Maka saya berani mengatakan apalah arti salat sunnahmu kalau kamu belum mampu menjaga lingkunganmu. Salat sunnahmu adalah bentuk ibadah individualmu, ibadah yang condong lebih memikirkan dirimu sendiri. EGOSENTRIS

Teringat kisah pertemuan Musa dengan sahabatnya, yang baru pulang setelah bertahun-tahun beribadah sendirian di dalam gua. Terjadilah dialog antara Musa dan sahabatnya:

Sahabat: "Hai Musa nabiku... setelah aku bertahun-tahun menyendiri di gua, beribadah khusyu' kepada Allah. Di surga manakah aku di tempatkan ya Musa...?"
Musa berkata: "Di nerakalah tempatmu..."
Sahabat Musa kaget dan berteriak: "Mengapa seperti itu ya Musa..?"
Musa menjawab:"Karena kamu lebih memikirkan dirimu sendiri dibandingkan memikirkan menafkahi keluargamu dan kepentingan sosial masyarakatmu"

_________________________________________________________________________________

.....diam-diam kuambil korek dan kubakari kembali sampah yang bergeletakan di luar tempat sampah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar