Blog-blogan

Sabtu, 30 Mei 2015

Negeri Palsu


Pameran Batu akik di lantai dasar terminal Blok M, Jakarta

Sore ini saya tiba-tiba terdampar diterminal Blok M usai mengikuti acara launching menu baru sebuah restoran Jepang, pada hari Selasa, 26/05/15 kemarin. Sambil menunggu otak mengambil keputusan antara langsung pulang atau memanfaatkan waktu sejenak di Jakarta, saya tiba-tiba tak sadar telah duduk di kursi sebuah jasa pijat yang biasa menawarkan jasa pijat murah di mal-mal, lumayan juga buat meregangkan urat syaraf tubuh yang cape.
Usai menghilangkan kepenatan lewat pijat, saya putuskan untuk nengok sejenak ke lantai dasar terminal Blok M yang tenyata sedang ada kegiatan pameran batu cincin/gemstone. Entah kenapa setelah bergabung dengan blogger kompasiana, bawaan saya selalu gatal untuk memphoto peristiwa-peristiwa yang ada di sekeliling saya, sekaligus merekam ide untuk menjadi tulisan.

Sambil keliling memphoto stand-stand yang menampilkan aneka batu cincin yang terdiri dari 25 stand saya sempatkan icip-icip pegang beberapa batu yang harganya lumayan besar untuk kantong saya. Namun saya sempatkan juga beli sebutir batu mengkilat yang digeletakkan secara acak pada meja mirip tumpukan kacang goreng,  kata pedagang sih namanya mata kucing.


 
Hah, batu mata kucing kok harganya 10 ribu, ketika menemukan harga murah, otak saya langsung berfikir kalau barang ini kualitasnya KW alias palsu atau setidaknya berkualitas rendah.

Bagimana saya tidak berfikir begitu, wong ongkos gosok batu saja bisa 20-30 ribu/butirnya, kok ini batu sudah digosok harganya sepuluh ribu. Untuk menjawab hipotesa keheranan saya akan batu sepuluh ribu saya akan tanya teman yang ngerti batu sekalian nebeng nginap di istananya malam ini.

Begitu sampai di rumah teman yang ternyata sedang asyik menggosok batu, saya langsung geletakkan itu batu sepuluh ribu yang lansung dinilai teman tanpa sedikitpun menyentuhnya, “Palsu tuh, dibuat dari kaca”. Tuh khan bener hipotesa saya, pantesan murah.

Melihat batu mata kucing palsu yang saya beli, saya jadi teringat begitu banyak kepalsuan di negeri ini. Pejabat palsu karena ijazah palsu, pakar kecantikan palsu yang praktek keren di toilet, konon juga beras palsu yang kini pelapornya panas dingin takut dipidanakan atas laporan yang katanya juga dianggap palsu.

Saya juga kadang merasa berdosa pada istri karena suka beri laporan palsu, beli burung mahal mengaku dikasih orang hanya karena nggak mau berantem mulut dengan kekasih hati.

Kepalsuan begitu mewabah di mana-mana, dan sepertinya semua suka dengan kepalsuan walaupun ia sadar tengah berhadapan dengan kepalsuan. Mirip saya yang mau saja beli batu mata kucing palsu padahal sadar berhadapan dengan barang palsu.

Ataukah kita semua takut tak bisa hidup tanpa kepalsuan?. Ach kejujuran memang benar menjadi barang langka di negeri ini.

Hanya satu yang membuat saya tidak merasa dipalsukan.

Saat datang ke tukang gigi palsu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar