(Facebook.com/tubagusencep)
Istriku...
Entah mengapa tiba-tiba aku ingin menulis surat ini padamu, memohon maaf atas kekuranganku sebagai suami yang belum mampu menjadi imam dan nahkoda yang baik dalam kapal rumah tangga kita, padahal Allah jelas mengatakan “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita” (QS. An Nisa :34).
Maafkan aku bila belum mampu menterjemahkan perintah rasul dalam kehidupan rumah tangga kita “ Setiap kalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang suami pemimpin dirumahnya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang istri pemimpin di rumah suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya”. ( HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah Bin Umar Radiyalallahu ‘Anhu)
Istriku....
Maafkan bila aku belum mampu menjadi suami yang baik, yang menyayangimu dan berusaha untuk berta’awun (saling tolong menolong) dalam kebaikan. Maafkan aku suamimu karena belum mampu merealisasikan apa yang Allah perintahkan pada kita: ”Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan“ ( Qs. Maidah : 2 )
Istriku...
Maafkan aku suami yang belum mampu mengajakmu bangun malam dan kemudian menjalankan sebagaimana yang telah rasul ajarkan pada kita :
“Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun malam lalu sholat dan membangunkan istrinya untuk sholat dan bila tidak mau bangun ia memercikinya dengan air diwajahnya dan semoga Allah merahmati seorang perempuan yang bangun malam lalu sholat dan membangunkan suaminya untuk sholat dan bila tidak mau bangun ia memercikinya dengan air diwajahnya” (HR. Ahmad, Ahlu sunan kecuali At Tirmidzi Hadist ini shahih).
Istriku...
Maafkan aku suamimu, karena belum bergaul dengan pergaulan yang baik dengan dirimu, belum memberikan kelembutan dan kasih sayang, belum bertutur kata yang sopan dan etika yang baik, maafkan bila aku belum mendengar dan menghargai pendapatmu, belum dapat membantu dan meringankan pekerjaanmu, belum mampu bersikap yang baik dan menjaga perasaanmu, wahai istriku maafkan suamimu jika masih jauh dari hal itu, belum berbuat yang terbaik untuki dirimu.
Padahal jelas rasul sering berucap:“Seorang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik ahklaqnya, dan sebaik-baiknya kalian ialah yang terbaik kepada istrinya “ (HR. At Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
Istriku...
Engkau dalam pandanganku seorang yang sangat berharga bagi diriku, sosok yang luar biasa, ketaatanmu yang membuat diriku tambah mencintai dirimu. Engkau diantara anugrah yang terbesar yang Allah berikan kepada diriku, sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “ Dunia adalah perhiasan, sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shalihah ” (HR Muslim)Istriku
Kebaikanmu begitu besar kepada diriku, kasih sayang dan kelembutanmu, ketaatan dan kesetiaanmu, pelayanan dan pengorbananmu begitu terasa oleh diriku, wahai istriku, semoga Allah membalas kebaikanmu dengan masukkanmu kedalam surga Nya.
“Bila seorang shalat lima waktu, puasa pada bulan ramadhan, menjaga kemaluannya dan taat kepada suminya ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang dia inginkan ” (HR.Ibnu Nuaim di hasankan oleh syaikh Al AlBani)
Istriku...
Ingatkanlah jika suamimu keliru, jika ada hakmu yang terlalaikan, wahai istriku jangan engkau ragu untuk menasehati jika suamimu keliru, jika suamimu salah, wahai istriku ku ingin rumah tangga kita dibangun diatas saling menasehati di dalam ketaatan kepada Allah, karena atas dasar inilah agama kita dibangun. Engkau mungkin ingat rasul telah berucap:“Agama itu adalah nasehat” (HR Muslim)
Istriku...
Semoga Allah menjaga dan melanggengkan rumah tangga kita diatas ketaatan kepada Allah hingga akhir hayat kita, dan memasukan kita kedalam surgaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar