Agung dan keluarganya tengah bersiap untuk melakukan perjalanan ritual
mudik menuju rumah orang tuanya di Brebes, segala persiapan sudah siap sejak
malam hari. Beberapa oleh-oleh juga sudah lengkap, mukena untuk ibu, baju koko
untuk bapak dan beberapa stel pakaian untuk adiknya yang masih tinggal dengan
orang tuanya. Untuk oleh-oleh keluarga istrinya yang jaraknya hanya beda satu
desa juga sudah disiapkan dengan lengkap.
Mobil gress pinjaman dari sahabatnya yang tahun ini tidak mudik sudah
dipanaskan sejak tadi dan siap digunakan. Agung bersyukur Adi sahabatnya
bersedia tukar pinjam dengan mobil kijang tuanya yang sering mogok dan kadang
harus didorong agar bisa jalan. Entah apa jadinya kalau ia sekeluarga
memaksakan mudik dengan kendaraannya yang sudah tidak layak untuk bepergian
jarak jauh.
************
Ditemani segelas kopi buatan istrinya, Agung asik membaca koran di teras
rumah ibunya, sesekali ia tersenyum menerima sapaan dari beberapa tetangganya
yang kebetulan lewat depan rumah orang tuanya. Diantaranya terdengar ke telinga
Agung tengah membicarakannya, “Hebat ya Si Agung, sudah punya sedan mewah;
sukses dia sementara anakku masih saja jadi pegawai rendahan”. Tetangga
satunya menyahuti : “Masih mending anak kamu, anakku masih saja betah jadi
kuli bangunan”. Kembang kempis
hidung mendengar namanya disebut-sebut sukses oleh beberapa tetangganya.
************
Dari kejauhan Agung memandangi anaknya yang tengah asik bermain ombak di temani
bapak ibunya Agung, ia terlihat senang memandang anaknya begitu bahagia bersenda
gurau dengan kakek neneknya yang hanya bisa ditemui setahun sekali, namun tak
jarang harus lebih lama lagi karena Agung tidak bisa mudik akibat keuangannya
tak mencukupi.
***********
Di tempat tidur, istrinya berbisik lesu dan sedih: “Pak, gimana ini, kita
harus segera pulang dan mengembalikan
mobilnya mas Adi, sementara ibuku kan belum diantar jalan-jalan ke
perkebunan teh Kaligua”. Agung terdiam dan hanya bisa menatap istrinya
dengan pandangan nanar. “Tidur aja dulu ya mah, kita bicarakan besok saja”:
ajaknya lemas pada istrinya.
************
Telepon
sahabatnya Adi sepulang piknik tadi yang mengabarkan keluarga di kampung ada
yang meninggal dan dengan sangat memintanya untuk segera mengembalikkan
mobilnya, tiba-tiba membuat Agung menjadi tak bisa berpikir lagi.
Pantai Carita,
Pandeglang, 20/07/15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar