Memiliki kegemaran terhadap kuliner tradisional Indonesia tidak
tergoyahkan walau serbuan kuliner luar demikian hebatnya dengan segala
daya tariknya, karena bagi saya kuliner tradisional Indonesia sejatinya
bukan saja menyehatkan ketika diolah dengan benar namun kandungan bahan
utama serta bumbu-bumbunya ternyata sangat berkhasiat bagi kesehatan
tubuh manusia. Beberapa peneliti seperti Daljit Arora ahli mikrobiologi
dari Universitas Guru Nanak di Amritsar, India telah membuktikan khasiat
bumbu dapur terutama bumbu dapur Asia bagi kesehatan manusia.
Pintu masuk berhiaskan payung dan patung Bali |
Mencintai
Kuliner Indonesia bukan saja karena memang rasanya sudah mendarah
daging dengan lidah saya namun lebih dari pada itu dengan tetap
mencintainya saya ingin tetap membuktikan bahwa banyaknya kuliner barat
tidak akan mencabut akar budaya saya.
Maka mendapatkan
kesempatan untuk menikmati hidangan tradisional ala Bali-Lombok dalam
rangka HUT RI ke 70 dan HUT Signatures Restourant Hotel Indonesia
Kempinski yang ke 53 pada hari Selasa, 25 Agustus 2015 lalu tidak saya
lewatkan begitu saja.
Kuliner ala Bali yang saya pilih |
Beberapa makanan Dessert yang saya nikmati di Signatures Restaurant |
Bersama
teman blogger satu komunitas dan beberapa blogger dari komunitas lain
saya disambut ramah mulai dari lobby hotel hingga pintu utama restoran
yang dihiasi dua buah payung ala Bali.
Sambil berjalan memasuki
lorong restoran sempat saya lirik sepeda onthel yang diam-diam saya
incer untuk berphoto nanti. Sambil mengikuti staff restoran menuju meja
yang telah disediakan untuk kami para blogger, pandangan saya langsung
tertuju pada photo-photo sang proklamator Bung Karno yang terlihat
menonjol dan menjadi bagian sejarah yang terus diabadikan oleh manajemen
Hotel Indonesia Kempinski.
Penulis dengan sepeda onthel di signatures restourant |
Mata
saya juga tak lepas dari nuansa restoran yang ditata apik dan berkelas,
penataan sofa kayu berwarna hitam berpadu dengan jok warna coklat muda
serta nuansa putih pada dinding dan langit-langit yang dihiasi lampu
rotan pada atasnya membuat kesan elegan begitu tampak pada restoran ini.
Beberapa
meja juga ditempatkan di luar ruang yang berdampingan dengan kolam air
serta berhiaskan pohon peneduh kamboja Bali yang tampak indah di
pandangan mata.
Photo-photo Soekarno mendominasi ruangan restoran |
Alih-alih
segera menikmati hidangan yang bebas saya makan sepuasnya, saya segera
memanfaatkan waktu 3 jam yang diberikan untuk segera memotret seluruh
hidangan yang tertata rapih di Signatures Restouran. Sesekali saya minta
keterangan dari staff restoran tentang masakan yang saya lihat dan
mencatatnya dalam buku kecil saya.
Ruang outdoor yang tampak nyaman dengan nuansa air dan pepohonan lokal yang asri |
Interior yang terlihat elegan |
Lampu bernuansa lokal berpadu interior lain terlihat manis di pandangan mata |
Usai
memuaskan diri mendokumentasikan seluruh ruangan berikut kulinernya
pandangan mata saya langsung tertuju dan mengajak serta untuk segera
mencicipi hidangan Dessert, yang beragam dan memanjakan perut untuk
mencobanya. Saya tak pedulikan lagi urutan tata cara makan (table
Manner) karena saya tergoda untuk segera menikmati Pisang Rai Bali, mini cupcake dan coklat-coklat kecil kesukaan saya. Mumpung gratis bro…..:)
Beragam kuliner Bali yang saya cicip di signatures Restaurant |
Aneka Dessert di Signatures |
Usai
mencicipi kue tradisional yang rasanya smriwing, perut saya langsung
tergoda untuk menikmati aneka main course (hidangan utama) ala Bali yang
memang disediakan pada hari itu. Saya langsung mengincar Daging bumbu Bali (Braised Beef with Coconut Sauce), Sambal Krecek (Crispy Beef Skin In Mix Sambal), Sate Ayam Plecing (Balinese Cuisine Sate) dan yang sudah saya incer sebelumnya yaitu Bebek Betutu (Slow Roasted Duck with Balinese Spicy)
Terus terang sudah lama saya mengincar bebek betutu
kebanggaan masyarakat Bali yang konon diolah dengan cara dibungkus daun
pisang, lalu dibungkus lagi dengan pelepah pinang sehingga rapat. Bebek
ditanam dalam lubang di tanah dan ditutup dengan bara api selama 6-7
jam sampai matang. Pantesan rasanya nikmat dan empuk sekali.
Tentu
saja porsi masing-masing jenis kuliner Bali tersebut saya ambil dalam
jumlah kecil saja karena tujuan kunjungan kali ini adalah mencicipi
segala aneka kuliner di Signatures Restaurant Hotel Indonesia Kempinski,
bukan untuk menghabiskan semuanya hehhehe…
Es krim beragam rasa sebagai Dessert yang dapat dinikmati di Signatures Restaurant |
Walau
mengincar kuliner Bali, mata saya tetep saja tak bisa diajak kompromi
ketika menyaksikan kuliner non Bali yang terlewat oleh saya dan segera
saya jumput beberapa potong ikan Salmon dengan saus lemon (Poach Salmon With Spinach&Lemon Sauce) yang langsung hinggap di piring saya.
Paska
menikmati main course ala Bali, godaan es krim wuffle beraneka rasa
serta aneka buah segar plus es cendol segera menyusul mengisi perut
saya.
Sambil menikmati seluruh aneka kuliner ala Signatures
Restaurant yang rasanya sesuai dengan kelas hotelnya, sesekali saya
dihampiri mbak Yani sebagai salah satu staff dan dengan ramahnya menyapa
dan mempersilahkan untuk mencicipi hidangan lainnya.
Aneka kuliner lokal di signatures Restaurant
Suasana
restoran yang elegan dan homy membuat saya tak sadar kalau saya telah
menghabiskan tiga jam lamnya di restoran tersebut. Sambil berbisik
kepada rekan blogger yang datang bersama yang ternyata pemikirannya
sama: berharap untuk bias dating lagi di kesempatan yang berbeda.
Sambil
mengucap terima kasih atas kesempatan langka ini, saya dengan berat
hati dan berat perut tentunya beranjak meninggalkan restoran elegan ini.
Berphoto sejenak dengan Sepeda onthel yang berada di pintu depan
menjadi ajang pamungkas dari kunjungan blogger dalam momen 5 Island In 5
Week Indonesian Cullinary di Restoran Signatures tersebut.
Beragam Buah Lokal menanti disentuh |