Blog-blogan

Kamis, 17 September 2015

Mengecap kuliner Bali, di Signatures Restaurant Hotel Indonesia Kempinski

Memiliki kegemaran terhadap kuliner tradisional Indonesia tidak tergoyahkan walau serbuan kuliner luar demikian hebatnya dengan segala daya tariknya, karena bagi saya kuliner tradisional Indonesia sejatinya bukan saja menyehatkan ketika diolah dengan benar namun kandungan bahan utama serta bumbu-bumbunya ternyata sangat berkhasiat bagi kesehatan tubuh manusia. Beberapa peneliti seperti Daljit Arora ahli mikrobiologi dari Universitas Guru Nanak di Amritsar, India telah membuktikan khasiat bumbu dapur terutama bumbu dapur Asia bagi kesehatan manusia.


Pintu masuk berhiaskan payung dan patung Bali

Mencintai Kuliner Indonesia bukan saja karena memang rasanya sudah mendarah daging dengan lidah saya namun lebih dari pada itu dengan tetap mencintainya saya ingin tetap membuktikan bahwa banyaknya kuliner barat tidak akan mencabut akar budaya saya.
Maka mendapatkan kesempatan untuk menikmati hidangan tradisional ala Bali-Lombok dalam rangka HUT RI ke 70 dan HUT Signatures Restourant Hotel Indonesia Kempinski yang ke 53 pada hari Selasa, 25 Agustus 2015 lalu tidak saya lewatkan begitu saja.

Kuliner ala Bali yang saya pilih
Beberapa makanan Dessert yang saya nikmati di Signatures Restaurant

Bersama teman blogger satu komunitas dan beberapa blogger dari komunitas lain saya disambut ramah mulai dari lobby hotel hingga pintu utama restoran yang dihiasi dua buah payung ala Bali.

Sambil berjalan memasuki lorong restoran sempat saya lirik sepeda onthel yang diam-diam saya incer untuk berphoto nanti. Sambil mengikuti staff restoran menuju meja yang telah disediakan untuk kami para blogger, pandangan saya langsung tertuju pada photo-photo sang proklamator Bung Karno yang terlihat menonjol dan menjadi bagian sejarah yang terus diabadikan oleh manajemen Hotel Indonesia Kempinski.

Penulis dengan sepeda onthel di signatures restourant

Mata saya juga tak lepas dari nuansa restoran yang ditata apik dan berkelas, penataan sofa kayu berwarna hitam berpadu dengan jok warna coklat muda serta nuansa putih pada dinding dan langit-langit yang dihiasi lampu rotan pada atasnya membuat kesan elegan begitu tampak pada restoran ini.

Beberapa meja juga ditempatkan di luar ruang yang berdampingan dengan kolam air serta berhiaskan pohon peneduh kamboja Bali yang tampak indah di pandangan mata.

Photo-photo Soekarno mendominasi ruangan restoran

Alih-alih segera menikmati hidangan yang bebas saya makan sepuasnya, saya segera memanfaatkan waktu 3 jam yang diberikan untuk segera memotret seluruh hidangan yang tertata rapih di Signatures Restouran. Sesekali saya minta keterangan dari staff restoran tentang masakan yang saya lihat dan mencatatnya dalam buku kecil saya.

Ruang outdoor yang tampak nyaman dengan nuansa air dan pepohonan lokal yang asri


Interior yang terlihat elegan


Lampu bernuansa lokal berpadu interior lain terlihat manis di pandangan mata

Usai memuaskan diri mendokumentasikan seluruh ruangan berikut kulinernya pandangan mata saya langsung tertuju dan mengajak serta untuk segera mencicipi hidangan Dessert, yang beragam dan memanjakan perut untuk mencobanya. Saya tak pedulikan lagi urutan tata cara makan (table Manner) karena saya tergoda untuk segera menikmati Pisang Rai Bali, mini cupcake dan coklat-coklat kecil kesukaan saya. Mumpung gratis bro…..:)
Beragam kuliner Bali yang saya cicip di signatures Restaurant

Aneka Dessert di Signatures

Usai mencicipi kue tradisional yang rasanya smriwing, perut saya langsung tergoda untuk menikmati aneka main course (hidangan utama) ala Bali yang memang disediakan pada hari itu. Saya langsung mengincar Daging bumbu Bali (Braised Beef with Coconut Sauce), Sambal Krecek (Crispy Beef Skin In Mix Sambal), Sate Ayam Plecing (Balinese Cuisine Sate) dan yang sudah saya incer sebelumnya yaitu Bebek Betutu (Slow Roasted Duck with Balinese Spicy)

Terus terang sudah lama saya mengincar bebek betutu kebanggaan masyarakat Bali yang konon diolah dengan cara dibungkus daun pisang, lalu dibungkus lagi dengan pelepah pinang sehingga rapat. Bebek ditanam dalam lubang di tanah dan ditutup dengan bara api selama 6-7 jam sampai matang. Pantesan rasanya nikmat dan empuk sekali.

Tentu saja porsi masing-masing jenis kuliner Bali tersebut saya ambil dalam jumlah kecil saja karena tujuan kunjungan kali ini adalah mencicipi segala aneka kuliner di Signatures Restaurant Hotel Indonesia Kempinski, bukan untuk menghabiskan semuanya hehhehe…

Es krim beragam rasa sebagai Dessert yang dapat dinikmati di Signatures Restaurant


Walau mengincar kuliner Bali, mata saya tetep saja tak bisa diajak kompromi ketika menyaksikan kuliner non Bali yang terlewat oleh saya dan segera saya jumput beberapa potong ikan Salmon dengan saus lemon (Poach Salmon With Spinach&Lemon Sauce) yang langsung hinggap di piring saya.
Paska menikmati main course ala Bali, godaan es krim wuffle beraneka rasa serta aneka buah segar plus es cendol segera menyusul mengisi perut saya.

Sambil menikmati seluruh aneka kuliner ala Signatures Restaurant yang rasanya sesuai dengan kelas hotelnya, sesekali saya dihampiri mbak Yani sebagai salah satu staff dan dengan ramahnya menyapa dan mempersilahkan untuk mencicipi hidangan lainnya.

Aneka kuliner lokal di signatures Restaurant


Suasana restoran yang elegan dan homy membuat saya tak sadar kalau saya telah menghabiskan tiga jam lamnya di restoran tersebut. Sambil berbisik kepada rekan blogger yang datang bersama yang ternyata pemikirannya sama: berharap untuk bias dating lagi di kesempatan yang berbeda.

Sambil mengucap terima kasih atas kesempatan langka ini, saya dengan berat hati dan berat perut tentunya beranjak meninggalkan restoran elegan ini. Berphoto sejenak dengan Sepeda onthel yang berada di pintu depan menjadi ajang pamungkas dari kunjungan blogger dalam momen 5 Island In 5 Week Indonesian Cullinary di Restoran Signatures tersebut.

 

Beragam Buah Lokal menanti disentuh
Saya pun bersiap kembali menikmati kemacetan ibukota setelah sejenak menghindarinya di Hotel Indonesia Kempinski. Adios..

Senin, 27 Juli 2015

Jangan Biarkan ODHA berjalan sendirian


Sumber gambar: nurularifin.com


Ketika muncul pertanyaan, begitu takutkah masyarakat bergaul dengan ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) sehingga mereka enggan untuk bergaul dan bersosialisasi dengan ODHA?

Ketakutan ini tentu saja tidak bisa disalahkan namun juga bukan berarti dibenarkan, karena kondisi ini bisa jadi adalah bermuara pada minimnya informasi yang benar tentang penyakit HIV/AIDS sehingga stigma negatif kepada ODHA terus ada.

Kondisi ini tentu bukan saja melemahkan mental ODHA, namun juga mengakibatkan epidemi penyakit HIV/AIDS terus berkembang karena banyak penderita tak berani untuk berterus terang atau melakukan serangkaian tes akibat ketakutan terhadap stigma atau cap buruk yang akan diterimanya. Mereka jadi tidak berupaya mencari pengobatan dan dukungan, juga tidak berpartisipasi untuk mengurangi  penyebaran. Sikap ini tentu saja akan menghambat upaya-upaya untuk mengintervensi HIV/AIDS.

Stigma yang menguat pada masyarakat pada akhirnya akan berujung pada perlakuan diskrimantif berupa penolakan pergaulan, akses kerja bahkan parahnya lagi mereka mendapatkan perlakuan diskriminatif pada pelayanan kesehatan yang seharusnya membantu dan menguatkan mereka.

Salah satu bentuk kampanye menolak sikap diskriminatif terhadap ODHA (gambar: health.detik.com)
 
Satu upaya dalam menanggulangi adanya diskriminasi terhadap ODHA adalah meningkatkan pemahaman tentang HIV & AIDS di masyarakat, khususnya di kalangan petugas kesehatan, dan terutama pelatihan tentang perawatan. Pemahaman tentang HIV & AIDS pada gilirannya akan disusul dengan perubahan sikap dan cara pandang masyarakat terhadap HIV & AIDS dan ODHA, sehingga akhirnya dapat mengurangi tindakan diskriminasi terhadap ODHA.

Mereka yang peduli terhadap HIV dan AIDS atau juga ODHA termasuk di dalamnya jurnalis, penulis dan juga blogger harus terus melakukan upaya-upaya edukasi yang benar lewat kegiatan-kegiatan:
  • Sosialisasi tentang patofisiologi HIV-AIDS yang benar kepada masyarakat. 
  • Simulasi hubungan sosial atau terapi kerja dengan ODHA sehingga dapat menghapuskan fobia pada masyarakat pada ODHA dalam interaksi social. 
  • Berhenti melakukan eksploitasi ODHA yang dapat menimbulkan " negativ feedback" oleh masyarakat terhadap ODHA. Karena eksploitasi yang salah bisa jadi akan menjadi bumerang bagi ODHA itu sendiri.
  • Adanya upaya-upaya advokasi terhadap instansi/lembaga pemerintah dan swasta dalam hal penegakan hukum terhadap hak-hak dasar (HAM) ODHA 5.
  • Memberikan bantuan hukum terhadap semua bentuk diskriminasi terhadap ODHA yang menyebabkan HAM ODHA terzalimi.

Gambar: guetau.com

Pertemuan Nasional (PERNAS AIDS) V di Makassar nanti, yang akan diselenggarakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) adalah ajang yang tepat untuk memberikan informasi yang benar kepada seluruh jurnalis, wartawan online serta  blogger; yang selanjutnya hasilnya disebarkan secara luas kepada masyarakat dengan baik dan benar.

Ketika informasi serta edukasi yang benar tentang HIV/AIDS serta pergaulan yang benar bersama ODHA maka diharapkan tidak akan ada lagi masyarakat yang salah kaprah terhadap ODHA dan pada akhirnya ODHA itu sendiri merasa bahwa sesungguhnya ia tidaklah sendirian....

Selasa, 21 Juli 2015

Mengapa atawa kenapa

Mengapa kau terus menikmati makanan harammu,
padahal basuhan wudhu di mulutmu melarang itu.

Mengapa kau cium aroma keburukan di sekitarmu
saat basuhan air pada hidungmu tak menginginkan itu.

Mengapa tak kau ganti topeng muka burukmu dengan wajah kebaikanmu
Karena basuhan wudhu di wajahmu menginginkan itu.

Mengapa kau ambil bukan hakmu, padahal basuhan tangan wudhumu
berharap engkau tak melakukan itu.

Mengapa kecongkakan selalu ada dalam ubun kepalamu
Padahal baru saja kau basuh dalam wudhumu.

Mengapa kau dengarkan keburukan sekitarmu dan kau sebarkan dengan dustamu
Apakah tak kau sadari telingamu tak pernah luput dari bilasan wudhumu.

Mengapa kau turuti langkah jahatmu, setelah kau sirami keduanya
Dengan sebersih air wudhumu.

Mengapa atawa kenapa?

Mobil Pinjaman



Agung dan keluarganya tengah bersiap untuk melakukan perjalanan ritual mudik menuju rumah orang tuanya di Brebes, segala persiapan sudah siap sejak malam hari. Beberapa oleh-oleh juga sudah lengkap, mukena untuk ibu, baju koko untuk bapak dan beberapa stel pakaian untuk adiknya yang masih tinggal dengan orang tuanya. Untuk oleh-oleh keluarga istrinya yang jaraknya hanya beda satu desa juga sudah disiapkan dengan lengkap.

Mobil gress pinjaman dari sahabatnya yang tahun ini tidak mudik sudah dipanaskan sejak tadi dan siap digunakan. Agung bersyukur Adi sahabatnya bersedia tukar pinjam dengan mobil kijang tuanya yang sering mogok dan kadang harus didorong agar bisa jalan. Entah apa jadinya kalau ia sekeluarga memaksakan mudik dengan kendaraannya yang sudah tidak layak untuk bepergian jarak jauh.

************

Ditemani segelas kopi buatan istrinya, Agung asik membaca koran di teras rumah ibunya, sesekali ia tersenyum menerima sapaan dari beberapa tetangganya yang kebetulan lewat depan rumah orang tuanya. Diantaranya terdengar ke telinga Agung tengah membicarakannya, “Hebat ya Si Agung, sudah punya sedan mewah; sukses dia sementara anakku masih saja jadi pegawai rendahan”. Tetangga satunya menyahuti : “Masih mending anak kamu, anakku masih saja betah jadi kuli bangunan”.  Kembang kempis hidung mendengar namanya disebut-sebut sukses oleh beberapa tetangganya.

************

Dari kejauhan Agung memandangi anaknya yang tengah asik bermain ombak di temani bapak ibunya Agung, ia terlihat senang memandang anaknya begitu bahagia bersenda gurau dengan kakek neneknya yang hanya bisa ditemui setahun sekali, namun tak jarang harus lebih lama lagi karena Agung tidak bisa mudik akibat keuangannya tak mencukupi.

***********

Di tempat tidur, istrinya berbisik lesu dan sedih: “Pak, gimana ini, kita harus segera pulang dan mengembalikan  mobilnya mas Adi, sementara ibuku kan belum diantar jalan-jalan ke perkebunan teh Kaligua”. Agung terdiam dan hanya bisa menatap istrinya dengan pandangan nanar. “Tidur aja dulu ya mah, kita bicarakan besok saja”: ajaknya lemas pada istrinya.

************

Telepon sahabatnya Adi sepulang piknik tadi yang mengabarkan keluarga di kampung ada yang meninggal dan dengan sangat memintanya untuk segera mengembalikkan mobilnya, tiba-tiba membuat Agung menjadi tak bisa berpikir lagi.

Pantai Carita, Pandeglang, 20/07/15



Jumat, 26 Juni 2015

Mengenal HIV/AIDS secara dekat #pernasaids5


Gambar: radioelnuri.com


Penyakit AIDS/HIV pada satu sisi menjadi momok menakutkan, namun di sisi lain perilaku yang mendekati penyebab menjangkitnya virus AID/HIV seperti berganti pasangan tak sah, tidak memakai pelindung (kondom) serta pemakaian jarum suntik bergantian dengan penderita dsb. masih banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat banyak. Maka tak heran kalau kemudian penderita AIDS atau mereka yang terjangkit HIV yang merupakan cikal bakal terjadinya AIDS terus meningkat di setiap daerah di tanah air.

Walau sejatinya tidak semua yang terjangkiti AIDS/HIV dikarenakan hal tersebut di atas, karena banyak pula akibat tertulari oleh pasangan sahnya atau hal lain.

Maka pertanyaannya kemudian adalah: apakah masyarakat belum teredukasi dengan hal yang berkaitan dengan AIDS/HIV ataukah memang ada faktor ketidakpedulian dari masyarakat juga pihak-pihak pemegang kebijakan terkait AIDS/HIV di Indonesia.

Lewat tulisan ini saya mencoba menduplikasi kembali hal-hal yang berkaitan dengan AIDS/HIV sebagai upaya saya sebagai blogger untuk turut menyebarkan informasi sebanyak-banyaknya tentang AIDS/HIV, sekaligus turut membantu Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) mengedukasi masyarakat lewat blog atau sarana-sarana lain yang mudah dibaca oleh masyarakat. Dimana puncaknya akan diadakannya Pertemuan Nasional (PERNAS) AIDS V di Makassar, Sulsel yang akan datang.

Mari kita kenali apa itu AIDS?

AIDS adalah kependekan dari “Acquired Immune Deficiency Syndrome. Pengertian dari acquired sendiri adalah berarti didapat dan bukan keturunan. Immune adalah sistem kekebalan tubuh sementara Deficiency adalah kekurangan, kemudian syndrome adalah penyakit dengan kumpulan berbagai macam gejala. Maka AIDS secara harfiah bisa kita terjemahkan dengan kumpulan gejala penyakit akibat berkurangnya kekebalan dalam tubuh manusia.

Sementara HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga kemampuan antibodi yang ada dalam tubuh manusia lemah melawan segala virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh.

Gambar: ingintauhiv-aids.blogspot.com


Bagimana AIDS itu Datang?

Terinfeksi HIV bukan berarti AIDS, banyak yang terkena HIV tidak mengalami sakit selama bertahun-tahun, hanya ketika HIV merusak kekebalan tubuh manusia maka saat itulah segala jenis virus, bakteri dan parasit mudah masuk dan menyebabkan sakit yang berkepanjangan.

Sejatinya seseorang bukan terkena AIDS, namun terinfeksi virus HIV  yang kemudian mengembang menjadi AIDS. Seorang yang sudah terinfeksi HIV dapat menularkan lewat darah, cairan vagina, air mani dan juga melalui air susu.

Namun kebanyakan mereka yang terinfeksi virus HIV melalui:
·         hubungan seks dengan orang yang terinfeksi HIV
·         penggunaan jarum suntik bergantian dengan orang yang terinfeksi HIV  
·         kelahiran oleh ibu yang terinfeksi, atau disusui oleh perempuan yang terinfeksi HIV

Gambar: gizmodo.com

Gejala apakah yang terlihat pada orang yang terkena HIV/AIDS/

Orang yang terinfeksi HIV belum tentu menjadi penderita AIDS, tergantung tingkat imunitas atau kekebalan tubuh orang tersebut yang dapat dilihat melalui komponen CD4. Jika terjadi penurunan CD4 sampai kurang dari 200, orang akan makin lemah daya tahan tubuhnya dan jatuh pada kondisi AIDS.

Beberapa gejala yang terdapat pada mereka yang terinfeksi HIV :

  1. Gangguan saluran pernafasan seperti nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam).
  2. Gangguan  saluran Pencernaan seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.
  3. Penurunan drastis berat badan. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
  4. Gangguan Sistem Saraf seperti kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat karena gangguan saraf central. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
  5. Gangguan pada System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau cacar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.
  6. Gangguan pada Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah ‘pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal)
 
Gambar: intechopen.com

Bagaimana Melawan HIV AIDS?

Para Penderita dapat melawan virus ini dengan menguatkan sistem imun, makanan bergizi tinggi, istrihat yang cukup dan hindari stress dan berkonsultasi ke dokter secara rutin. Menguatkan sistem imun dan menjaganya agar tetap kuat adalah sangat penting. Penyakit ini tak lagi mematikan selama penderita memahami dengan baik bagaimana cara penanganannya. Penderita bisa hidup normal dan tidak perlu merasa minder dengan keadaan yang ia alami.

Dan yang terpenting adalah jauhkan kehidupan kita dari kebiasaan hidup yang akan berakibat terinfeksinya kita terhadap HIV/AIDS.

Mudah-mudahan tulisan ini membantu pembaca memahami sedikit tentang HIV/AIDS.

Salam

 #pernasaids5